Another Templates


Free shoutbox @ ShoutMix

Monday, 13 July 2009

Waktu + Ikhlas = I'm Freee...!!!

S'lama paling gak lima tahun belakangan ini, saya seperti bermain di permainan kursi putar di halaman bermain TK. Duduk manis, "stir-stiran" dari besi di depan, berputar, berputar, makin lama makin cepat, mual, berhenti, penasaran, berputar lagi, mual, berhenti lagi. Istirahat sebentar duduk di tanah, mencoba permainan lain, tapi hati saya terus saja menempel di permainan itu. Akhirnya saya pun naik lagi, walaupun sebenarnya badan ini ingin istirahat, berputar lagi karena ketagihan, mual lagi, dan terus saja begitu.

Meskipun orang di sekitar saya sudah memperingatkan bahwa saya cuma bisa mendapat mual dan pusing dari mainan itu, saya tetep kekeuh, keras kepala mencoba lagi mainannya, walaupun dengan berkali-kali coba pun, saya tahu, saya tidak akan dapat apa-apa selain dua perasaan yang bikin muntah itu.

Tapi lama - lama akhirnya saya lelah juga. Rasa mual yang tadinya cuma ada di satu tempat, lama - lama jadi bikin sekujur badan saya jadi gak enak. Saya pikir ini batas maksimum saya. Akhirnya, oke, saya putuskan untuk istirahat lebih lama kali ini.

Begitu juga waktu itu, akhirnya saya putuskan untuk berhenti. Berhenti untuk terus memenuhi keinginan sendiri yang cuma untuk kesenangan yang ga lebih dari beberapa menit, berhenti menyiksa diri sendiri.

Saya putuskan saya akan mencoba berdamai, dengan situasi, dengan orang lain, dengan pikiran saya...

Siapa bilang perdamaian ga perlu pengorbanan? Segala sesuatu pasti meminta sesuatu yang lain untuk kompensasi. Tapi saya tahu, sebesar dan seberat apapun kompensasi yang harus saya terima, saya harus bisa menahannya. Harus!

Tapi toh saya cuma manusia biasa, dimana sudah biasa, hati mengalahkan pikiran selogis apapun. Saya ingin kembali ke permainan itu. Teramat sangat.

Satu putaran,
Dua,
Tiga...

Ternyata permainannya masih tidak berubah. Prosesnya masih sama. Perasaan yang saya dapat pun masih sama. Hasil yang saya terima pun, sama.

Dan ternyata, yang terpenting, saya sudah tidak se-addicted dulu.

Ternyata jumlah waktu yang bisa saya lalui sampai hampir gila untuk menahan semua kompensasi itu ditambah dengan ruang yang saya berikan kepada diri sendiri untuk mau berdamai, membuat saya bisa untuk berdiri sendiri dan bahagia.

Ternyata kuncinya itu,
Berdamai
dengan
hati...


2 comments:

Batari Saraswati said...

temen gue pernah bilang begini bi, hal yang paling mahal di dunia itu adalah ketenangan batin. persis kayak yang lo bilang, kuncinya berdamai dengan hati :)

fibriafibria said...

iya bat... ikhlas itu menyenangkaaaaaannnn.... rasanya bentar lagi gue akan kasih nama anak gw, "ikhlas" hahahhaha

 

Copyright © 2010 Fiction of Truth | Blogger Templates by Splashy Templates | Free PSD Design by Amuki