Another Templates


Free shoutbox @ ShoutMix
0
comments

Wednesday 24 August 2011

Arti

Sekarang aku tahu kenapa Tuhan tidak pernah memberikan kamu untukku...

Memang, aku tidak baik adanya untukmu

0
comments

Sunday 10 July 2011

Catatan Hati

Saya kangen melihat muka pundung-siang-siang kamu
Saya kangen mendengar kamu memanggil nama depan saya setiap saya menelepon
Saya kangen melihat kamu menelepon pakai handsfree
Saya kangen melihat kamu serius bekerja di depan komputer
Saya kangen berdiskusi berdua sama kamu malam-malam soal apa saja

Saya kangen kamu selalu ngasih chic-choc ke saya setiap habis beli snack
Saya kangen rebutan wafer selamat sama kamu
Saya kangen lihat kamu kesel kalau chitato-nya dihabisin
Saya kangen denger kamu bilang "makan padang!" sambil senyum kayak anak kecil, setiap kali saya tanya "enaknya mereka kita ajak makan apa ya?"

Saya kangen melihat ekspresi sedih kamu setiap kali kamu berpikir foto orang lebih bagus daripada foto kamu
Saya kangen melihat kamu penuh semangat datang ke saya untuk mengobrol soal hunting
Saya kangen perasaan bahagia yang ada setiap kali kamu datang penuh semangat ke saya untuk nunjukin foto-foto yang kamu ambil
Saya kangen berdiskusi soal foto sama kamu
Saya kangen mendengar kamu bilang "Menurut kamu, foto aku ini gimana?"
Saya kangen mendengar kamu bilang kamu percaya penuh sama "mata" saya untuk urusan foto

Saya kangen melihat kamu yang suka tiba-tiba datang ke meja saya
Saya kangen isengnya kamu yang suka tiba-tiba narik kursi yang saya duduki
Saya kangen dipukul pelan kepalanya sama kamu
Saya kangen cara kamu melihat saya waktu kamu nunggu untuk bicara sama saya pas saya lagi menelepon
Saya kangen saat dimana kita saling melihat dari jauh dan senyum, waktu akhirnya kita ketemu setelah lama pisah

Saya kangen tangan kamu yang selalu ditaruh di sandaran kursi saya waktu kita duduk bersebelahan
Saya kangen bagaimana kamu berdiri di samping saya sambil tersenyum atau memeluk saya setiap kita bertemu setelah saya pulang liburan
Saya kangen ekspresi dan senyum di muka kamu waktu dengan sabar mendengar saya cerita
Saya kangen berjalan sama kamu sambil diem-dieman di malam hari
Saya kangen melihat cara kamu marah setiap tahu saya mencoba bandel

Saya kangen, melihat kamu dari kejauhan tapi kamunya gak sadar...

Saya.. kangen.. kamu...
1 comments

Sunday 3 July 2011

World Economic Forum: Impian Iseng Masa Kecil yang Jadi Nyata

Bulan Februari kemarin, bos saya bilang "Feb, nanti tolong bantu untuk World Economic Forum ya"

Pertama kali bos gue nyebut kata "World Economic Forum" (WEF), saya gak sadar kalo ini adalah apa yang dulu waktu kuliah pernah saya pikirin. Waktu itu respon saya cuma "ok" (ya iyalah, berani posisi masih sbg katjung kampret bilang "gak" waktu diminta handle account?) Seperti accounts yang lain, saya dan tim mengerjakan account ini dengan treatment yang biasanya.

Satu bulan kemudian, klien yang base-nya di Geneva, datanglah ke Jakarta. Mau ketemu teman-teman media katanya. Kegiatan tiga hari tersebut berjalan lancar, klien balik ke Geneva. Saya masih gak ngeh sama kaitannya "World Economic Forum" ini dengan pikiran iseng saya dulu.

Duluuuuuuu sekali, waktu kuliah tingkat awal kalau gak salah, saya pernah nonton suatu berita di TV. Kata berita di TV, Presiden Republik Indonesia pergi ke Geneva, menghadiri pertemuan World Economic Forum. Apa ini WEF? Sepengertian saya, ini adalah pertemuan tahunan dimana pemimpin dan pejabat pemerintahan yang berhubungan sama Ekonomi dari setiap negara, berkumpul membahas permasalahan dan kesempatan yang bisa diambil untuk membawa perekonomian di tiap negara ke arah yang lebih baik, paling tidak dengan win-win solution. Gak cuma pejabat pemerintahan, di pertemuan ini juga ada para pimpinan perusahaan-perusahaan kelas dunia.

Dulu itu, waktu saya nonton beritanya di TV, saya sempet mikir dan berkhayal "Hm... pengen deh jadi bagian dari Meeting World Economic Forum ini. Gimana ya rasanya ikut dalam Meeting itu? Ketemu banyak pemimpin dunia, ngomongin soal ekonomi. Bisa gak ya? Hm... pengen deh, one day..."

Nah, balik lagi ke masa sekarang, kira-kira satu bulan setelah klien balik ke Geneva, saya baru keinget. YA AMPUUUNNN!!!!!!!! INI WORLD ECONOMIC FORUM YANG GUE PEGANG?! WORLD ECONOMIC FORUM YANG BASE-NYA DI GENEVA?! WORLD ECONOMIC FORUM YANG PAS KULIAH DULU PERNAH GUE TONTON BERITA SOAL MEETINGNYA?! MEETING WORLD ECONOMIC FORUM YANG DIDATENGIN SAMA SBY ITU?! AND I'M HANDLING THEM AS MY CLIENT?!I'M HANDLING THE EAST ASIA MEETING?! THEY ARE MY CLIENT NOW?! WWWWWOOOOOOOOOOOOOWWWWWWWWWW!!!!!!!!!!!!

Kaget, excited, deg-degan, gak habis pikir, bengong, seru, gak percaya gimana impian kecil-iseng saya dulu ternyata jadi kenyataan sekarang. Dan ya, gue merasa saangaattt beruntung banget bisa sempet megang mereka sebagai klien!



Akhirnya, waktu untuk East Asia Summit ini pun dateng juga, 12-13 Juni 2011 di salah satu Hotel di Jakarta. (let's skip the preparation part)

Dua hari penuh, Summit diisi dengan diskusi-diskusi tentang topik ekonomi makro, investasi, pembangunan infrastruktur, perbedaan budaya, teknologi, pangan, dll di kawasan East Asia. Daaannnnn... this is the best part of those two hectic days, saya bertemu dengan banyaaaaakkkkkk banget pejabat-pejabat dari berbagai negara dan CEO dari perusahaan-perusahaan kelas dunia. Presiden SBY, Wakil Presiden Boediono, Mari Pangestu, Gita Wirjawan, Marty Natalegawa, Hatta Rajasa, Karen Agustiawan, CEO HSBC, CEO Standard Chartered, PM Thailand Abhisit Vejjajiva, Pascal Lamy, Sir Martin Sorrell dan beberapa pejabat pemerintahan lain. Gak cuma bisa ngeliat langsung orangnya, saya berkesempatan ngedenger apa pandangan dan opini mereka atas berbagai hal berkaitan dengan ekonomi di kawasan East Asia.

SAYA KETEMU GITA WIRJAWAAAAAAAANNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!! Dan beliau ini memang bener-bener SUPER FINE MAN!!!! Satu paket,,,, kalau diibaratkan, dia punya semuanya, brain, beauty, behaviour. ONDE!

Masih berlanjut dari impian masa kecil, World Economic Forum juga mempertemukan saya sama idola masa kecil saya, Jason Tedjasukmana!!!! Siapa itu Jason? Nope, Jason ini bukan pejabat, dia orang media. Saya pertama lihat dia (dan badan ini langsung lemes ngeliatnya) itu di TV waktu dia bawain acara berita di Metro TV dalam bahasa Inggris. Yes, it's The Jason Tedjasukmana! Di acara ini, saya ketemu, melihat langsung (sayang gak sempet ngobrol) sama Jason ini.

SAYA KETEMU IDOLA MASA SD DULU, JASON TEDJASUKMANA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Udah? Blum. Bagian tergila dari ini semua adalah, waktu hari kedua, saya lagi ngerjain dokumen sambil mantengin laptop di Staff Room. Dari arah belakang saya tahu-tahu ada yang teriak "Who wants Magnum Ice Cream???" Saya cuma ngelirik di cermin yang ada di depan saya dan melihat ada bapak-bapak berambut putih, pake suit rapi. Saya pikir dia petugas security, saya langsung angkat tangan tinggi-tinggi (Siapa sih yang gak mau ice cream?)

Terus si bapak-bapak keluar ruangan, begitu masuk, dia bawa banyak banget Magnum yang ditaruh di atas tangan di depan dadanya. Dia jalan ke arah gue. Gue sambil agak teriak dan ngambil si Magnum bilang "Aaahhh.. thank you so much!!!!". Bersamaan dengan diambilnya semuan Magnum dari depan dadanya, kelihatanlah dia pake Badge warna putih, lho dia bukan security guard? Lho ini delegate toh?



Saya baca namanya, Paul Polman... Mamfuuusssssss ini Global CEOnya Unilever!!!!!! I got Magnum from Global CEO of Unilever! Thank you Om Pauuuuulllllll!!!!!

Sampai sekarang saya masih suka senyum-senyum sendiri kalau mikir dua hari itu, Impian iseng masa kecil saya terwujud dalam dua hari itu =)

0
comments

Wednesday 1 June 2011

The Distance

The sky has lost it's color, the sun has turned to grey
At least that's how it feels to me whenever you're away
I crawl up in the corner, as I watch the minutes pass
Each one brings me closer to the time you're comin' back

I can't take the distance, I can't take the miles
I can't take the time until I next see you smile
I can't take the distance and I'm not ashamed
That with every breath I take I'm callin' your name
But I can't take the distance

I still believe my feelings, but sometimes I feel too much
I make believe you're close to me but it ain't close enough
Not nearly close enough

I can't take the distance, I can't take the miles
I can't take the time until I next see you smile
I can't take the distance and I'm not ashamed
That with every breath I take I'm callin your name

I brave fire and I brave rain
To be by your side I'd do anything
I can't take the distance

I will go the distance, I will go the miles
That's how much you mean to me

'Cause I can't take the distance
I can't take these miles,
I can't take the time until I next see you smile
I can't take the distance and I'm not ashamed
That with every breath I take I'm calling your name
I can't take the distance

It's hard to remember
As long as you're away
When I find solace
There's only one way

Evan and Jaron - The Distance

Ps. It's only Day 1 and i miss you so bad already
0
comments

Saturday 21 May 2011

anjing Bangkok galak-galak

Yes, anjing-anjing di Bangkok (paling tidak buat gue) itu galak-galak. Memang, baru sekali ini gue dateng ke satu kota yang namanya anjing banyak (as in banyaaaakkkkkk banget) dibiarin gitu aja di jalanan. Mungkin sama seperti disini, kita banyak lihat kucing di jalanan. Cuma, kalau disini kucing-kucing itu banyaknya di deket-deket perumahan, di Bangkok anjing ada dimana-mana. Di pinggir jalan, di depan stasiun BTS, di depan stasiun MRT, di trotoar, di deket rumah-rumah, di deket bar. Mungkin memang karena budaya orang Thailand yang menghormati anjing (mereka gak boleh makan daging anjing kalau gak salah).

Banyak anjing di jalanan sih, gue gak masalah. Toh, anjingnya juga diem-diem aja, tidur-tiduran. Tapi lain cerita kalau anjing ini tiba-tiba lari-lari ke arah gue (iya, saya takut sama anjing besar).

Entah bagaimana awalnya di satu malam yang panas di Bangkok (entahlah, Bangkok ini udaranya humid banget kalau malem, rasa angin pun panas - gak ada dingin-dinginnya kayak di Jakarta), gue ada di stall makanan pinggir jalan, ceritanya nungguin temen yang lagi clubbing di area RCA & Ratchadapisek Clubs. Waktu itu gue gak bisa masuk karena (tampaknya) ada salah satu teman kita yang gak bisa masuk juga ke salah satu club disitu. Dan memang, malam itu gue lagi gak gitu bernafsu dan gak sanggup juga untuk berjoget ajojing, alhasil, gue lebih milih nongkrong cari makan di pinggir jalan ketimbang masuk ke salah satu club.

Memang, RCA ini area clubbing yang nge-hype banget di Bangkok. Bentuknya satu jalan agak besar di salah satu sisi jalan, sepanjang 800meter mungkin, berdirilah club-club ciyamik cantik tanjung kimpul. Dan beberapa club memberi cover charge untuk masuk (bahkan ada yang sampe Baht600. Onde, mending gue beli baju aja). Tapi memang bentukan clubnya keren-keren banget dan target marketnya anak-anak remaja/muda bourjois Bangkok. Di pinggir jalan di depan club-club itu, parkirlah serenceng mobil-mobil yahud macam lagi syuting film Fast & Furious

Nah, karena toh kita gak masuk ke club malam itu dan perut keroncongan, akhirnya gue berempat sama temen cari-cari makanan di warung-warung portable pinggir jalan, kita kebingungan mau makan apa. Tiga dari empat orang disitu memang gak bisa makan pork dan sayangnya, semua makanan di warung itu pakai pork semua (dan temen gue yang bisa makan pork, toleransinya kelewat tinggi untuk dia duduk di salah satu warung dan ngebiarin kita gitu aja. Dia juga gak mau makan di tempat yang temen-temennya gak bisa makan). Sudahlah itu jam 1 malem, perut keroncongan, makanan semuanya pork, ada yang gak pakai pork tapi orangnya kayaknya males jualan karena mungkin malem itu udah kebanyakan duit (si Mbak-mbaknya bahkan kita tanya pake bahasa tangan dan bahasa tunjuk-dagu pun tetep geleng-geleng gak mau ngasih makanan jualanannya ke kita), kayaknya sih empat manusia ini udah pada emosi tapi pada dipendem dalam hati.

Akhirnya kita pindahlah dari stall di situ ke area stall yang lainnya, dimana salah satu temen gue nemuin mie yang gak pakai pork dan tampilannya pedes-pedes bikin nagih. Gue yang kesusahan kalo makan kelewat pedes, milih beli ayam goreng yang dijual di gerobak. Disinilah kenapa gue bilang anjing Bangkok galak-galak (ya ampun, intro ceritanya panjang banget!)

Nyium bau ayam yang naudzubillah wangi-nya, gue pun lari ke gerobak ayam goreng, meninggalkan temen-temen gue yang lari menyerbu warung mie. Gue dengan mantebnya bilang "One please!". Si Mas-nya dengan mantebnya pulak masukin ayam goreng ke plastik bening (macam plastik es disini). Gue kasih duit Baht20 (kalo gak salah) gue ke si Mbak. Si Mas-nya mau masukin lagi plastik bening ke plastik kresek. Gue bilang "Oh, no need, I wanna eat it right away". Akhirnya itu ayam diserahin ke gue, gue balik badan...

Tiba-tiba langsung aja ada tiga anjing yang lagi tiduran di tengah jalan lari-lari ke arah gue. Gue mundur, sampe nabrak gerobak. Anjingnya masih tetep lari ke arah gue. Gue umpetin ayam goreng gue di balik punggung, anjing-anjingnya malah makin semangat lari ke gue. Gue udah mulai teriak-teriak panik sambil ngusir, itu anjing makin nafsu ngedeketin gue. Mau gue lempar tas, tapi kok isi dalemnya ada passport, nanti passport gue robek digigit, gue masuk penjara, siapa yang nebus? Gue bingung ini anjing sebenernya mau apa (apa tadi gue mandi sabunnya bau daging ye?). Untung gue agak pinter, gitu kepikir kata "daging", gue langsung keinget ayam goreng dan mikir, "mungkin ini anjing ngejer ayam gue".

Dan bener aja dong, akhirnya dengan sedih dan penuh kebencian pada si anjing, gue relain itu ayam buat si anjing, gue lempar itu ayam goreng ke arah mereka. Boookkk bener aja itu tiga anjing langsung lari ngejauhin gue dan rebutan ayam!

Gitu gue balik badan ke arah gerobak, si Mbak-mbak ama Mas-mas udah ngliat gue dengan pandangan "ya ampunnnn kasihan ini gadis.. apa perlu kita kasih ayam lagi?". Sayangnya kayaknya mereka juga rugi kalo kasih free ayam lagi ke gue, akhirnya gue mutusin beli ayam lagi. Kali ini gue kembali pintar, itu ayam sama plastiknya langsung gue masukin ke dalem tas. Dan gue berhasil nyamperin temen-temen gue yang udah makan mie dengan damai di warung (dan di samping tempat mereka duduk di depan warung,,,, ada anjing lagi aja lagi tidur).

Liat mereka pada makan mie, gue mo pamer dong ayam goreng gue yang baunya nge-hits itu. Gila-gilaan, baru gue buka resleting tas sedikit, lhaaa.... anjing yang lagi tidur di samping tempat kita duduk langsung bangun dan langsung muter-muterin meja penuh nafsu ngikutin bau si ayam. Siaaaaaaaaaaaaaalllllllllllll!!!!!!!!!! Akhirnya gue masukin tutup lagi itu tas dan tasnya gue pegang semaleman (yesss... gue emang peliiitttt) dan malam itu gue duduk di depan warung sampe jam 3 pagi dengan kebayang-bayang si ayam goreng di dalem tas. mbhuuuhuhuhuhuhuhuuuu....

Ps. gue kurang pinter sih. Kalo gue pinter, harusnya yang gue lempar jangan si ayam yang gue beli, tapi ayam yang numpuk di gerobak di belakang gue ya?
 

Copyright © 2010 Fiction of Truth | Blogger Templates by Splashy Templates | Free PSD Design by Amuki